KEGIATAN MAPENALING SUBSEKSI ADMINISTRASI PERAWATAN

Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Bandung menggelar kegiatan masa pengenalan lingkungan (mapenaling) guna memperkenalkan Program Integrasi dan Pembagian Makan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) baru, oleh Staf Subseksi Administrasi Perawatan, Bertempat di Lapangan Blok A, kegiatan tersebut diikuti 42 WBP.
“Mapenaling merupakan program awal dalam melakukan penelitian terhadap latar belakang yang berkaitan dengan narapidana, melakukan pengamatan terhadap sikap dan perilaku narapidana, memberikan pengenalan lingkungan terkait Program Integrasi dan Pembagian Makanan yang ada dalam lingkup Rutan, serta memberikan arahan mengenai hak dan kewajiban mereka selama menjalani masa pidana,” terang staff Subseksi Administrasi Perawatan.

Sementara itu, Kepala Rutan I Bandung, Suparman, mengungkapkan mapenaling merupakan implementasi Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan WBP pasal 10 poin 1A, yaitu pembinaan tahap awal sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) meliputi masa pengamatan, pencegahan, dan penelitian lingkungan paling lama satu bulan. “Output dari kegiatan ini adalah terciptanya WBP yang disiplin, beretika kepada sesama WBP maupun petugas, mengetahui lingkungan baru, termasuk bagaimana mereka bermasyarakat di dalam Rutan, tahu tata cara mengenai pelaksanaan pengajuan Integrasi, serta mengetahui hak dan kewajiban selama menjalani pidana di dalam Rutan,” urainya,

Kegiatan Ini dilaksanakan wujud Sinergi Rutan Bandung dengan Dinas Perpustakaan kearsipan daerah Provinsi Jawa Barat. “Warga binaan Rutan Bandung memiliki tingkat minat baca yang tinggi. Koleksi di Perpustakaan Rutan Bandung terbatas. Sehingga, dengan adanya Layanan Perpustakaan Keliling dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan daerah Provinsi Jawa Barat ini sangat membantu dalam penyediaan bahan bacaan yang berkualitas bagi warga binaan kami serta terobosan yang dilakukan bersama Dispusipda provinsi jawa barat sangat bermanfaat.
Selanjutnya, Memiliki peranan penting bagi terciptanya budaya membaca dan jembatan menuju meningkatkan pengetahuan bagi WBP. “Jadi warga binaan tetap bisa meningkatkan literasi meski di dalam Rutan,” katanya. Suparman menambahkan dengan hadirnya perpus keliling ini menjadi sumber referensi, berkontribusi penting bagi terbukanya akses informasi, serta mewujudkan zero buta huruf bagi WBP.